Tuesday 4 July 2017

Silaturahmi di Museum Tembi Rumah Budaya

Adipraa.com - Heyho, guys! Yang namanya rejeki itu tak melulu soal harta berupa uang. Rejeki itu juga berwujud nikmat kesempatan berkumpul menghadiri Syawwalan Keluarga Besar Trah Abdullah Hadi. Bertegur sapa dengan saudara jauh yang mungkin jarang sekali ketemu dan saling maaf-memaafkan di hari yang fitri. Alhamdulillah, saya dapat mengikuti momen silaturahmi bersama keluarga besar tahun ini (27/6) yang terselenggara dengan sukses di Pendopo Museum Tembi Rumah Budaya. Dari kegiatan syawwalan tersebut, lagi-lagi saya dapat rejeki, yaitu kesempatan untuk meng-eksplore Museum Tembi Rumah Budaya. Lumayan untuk bahan artikel kali ini. 

Museum yang diresmikan tanggal 21 Oktober 1999 ini berlokasi di Jl. Parangtritis Km. 8.4 Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, D.I. Yogyakarta.

Ada apa aja di Museum Tembi Rumah Budaya? 

Dari segi bangunannya, Museum Tembi Rumah Budaya didirikan berkonsep rumah tradisional Jawa yang terdiri atas kuncungan, pendapa, pringgitan, dalem, gandok dan lain-lain. 
Koleksi Gamelan Museum Tembi Rumah Budaya | adipraa.com
Koleksi Gamelan Museum Tembi Rumah Budaya
Museum ini memiliki beragam koleksi benda-benda warisan kebudayaan Jawa. Di dalam “dalem” yang difungsikan sebagai ruang utama museum dapat dilihat beberapa koleksi seperti senjata tradisional tombak dan keris, celengan kuno, dan masih banyak lagi. Ada juga koleksi gamelan yang kebetulan ngungsi karena tempatnya sedang dipakai untuk kegiatan syawwalan. 
Sistem Pembagian Ruang yang disebut Senthong (kamar)
Senthong Kiwa Berisi Hasil Bumi | adipraa.com
Senthong Kiwa berisi alat dapur dan hasil panen
Dari Museum Tembi Rumah Budaya ini saya mendapat informasi baru tentang kebudayaan Jawa terkait sistem pembagian ruang. Sistem pembagian ruang rumah tradisional Jawa disebut “senthong” (kamar) terdiri dari senthong kiwa, senthong tengah dan senthong tengen. Ketiga senthong ini memiliki fungsi sendiri-sendiri. Sebagai contoh senthong kiwa (kiri) digunakan sebagai tempat menyimpan alat dapur dan hasil panen berupa padi atau palawija. 
Koleksi Celengan Antik Museum Tembi Rumah Budaya | adipraa.com
Koleksi Celengan Antik Museum Tembi Rumah Budaya
Koleksi celengan yang ada di Museum Tembi Rumah Budaya bentuknya lucu dan unik. Masyarakat Jawa menabung secara tradisional dalam wujud celengan yang berbentuk hewan seperti kuda, katak, kura-kura, ayam jago dan lain sebagainya. Ada juga yang berbentuk bulatan dan tabung yang dibuat dari tanah liat. Kegiatan “nyelengi” adalah cara masyarakat Jawa untuk menghemat agar dapat digunakan di waktu mendatang untuk keperluan tak terduga. 
Koleksi Dakon dan Kecik Museum Tembi Rumah Budaya | adipraa.com
Koleksi Dakon dan Kecik Museum Tembi Rumah Budaya

Ada yang punya dakon di rumah? Museum Tembi Rumah Budaya memiliki beragam koleksi mainan “dakon” dengan keciknya yang dapat dimainkan. Kecik-kecik dari biji-bijian yang digunakan ada yang dari sawo, lerak, sirsat dan ada juga yang dari plastik. Yuk, lestarikan mainan anak satu ini.
Majalah Kejawen | adipraa.com
Majalah Kejawen
Koleksi Sepeda Onthel Museum Tembi Rumah Budaya | adipraa.com
Koleksi Sepeda Onthel Museum Tembi Rumah Budaya
Di ruangan lainnya, dapat kita nikmati manuskrip dan majalah beraksara Jawa. Salah satunya adalah majalah Kejawen yang diterbitkan tahun 1923-1937.

Masih dalam ruangan yang sama, terdapat beberapa contoh iklan-iklan kuno yang menggunakan bahasa Jawa, baik dengan aksara Jawa maupun Latin. Iklan-iklan kuno tersebut dipajang dengan pigura di dinding-dinding museum. Selain itu, ada pula beberapa koleksi sepeda onthel dan sepeda motor kuno yang bernuansa modern. 
Rumah Tradisional Jawa
Terdapat pula koleksi rumah-rumah tradisional Jawa bergaya limasan serta berkonstruksi dan berdinding kayu (gebyok). Rumah-rumah tersebut berasal dari beberapa daerah di DIY dan Jawa Tengah yang kemudian diangkut untuk direkonstruksi kembali di komplek Tembi Rumah Budaya. Rumah-rumah ini berusia 50-70 tahun dan dapat diinapi yang dilengkapi dengan AC, water heater dan Wi-Fi. 
Selfie di komplek Tembi Rumah Budaya | adipraa.com
Selfie di komplek Tembi Rumah Budaya
Jagoan kecilku pun eksis dengan berselfie ria di depan Rumah Inap Ganjuran. Rumah Inap Ganjuran merupakan rumah limasan yang didirikan pada tahun 1939. Bangunan ini diperoleh dari Dusun Jepitu, Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, DIY pada tahun 2007. 
Ikut eksis di Museum Tembi Rumah Budaya | adipraa.com
Ikut eksis di Museum Tembi Rumah Budaya
Tak mau ketinggalan dari anak lanang, saya juga ikut mendokumentasikan diri bersama Museum Tembi Rumah Budaya. Hasil jepretan anak lanang bagus juga. Makasih ya nak!
Itulah sedikit informasi tentang Museum Tembi Rumah Budaya yang tempatnya sangat artistik dan memiliki koleksi etnografi yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa. Rejeki dari silaturahmi bersama keluarga besar Trah Bani Abdullah Hadi. Semoga bermanfaat ! Thanks.
Previous Post
Next Post
Related Posts

24 comments:

  1. wow koleksinya antik2 ya...jadi inget celenganku waktu kecil

    ReplyDelete
  2. PEngalaman yang luar biasa, ya Mas Adi. Menyaksikan peninggalan leluhur dan mengakrabinya.

    ReplyDelete
  3. Museumnya keren neh. Lihat coklak aku jadi ingat masa kecil itu

    ReplyDelete
  4. Thanks for sharing, mas. Jadi nambah referensi tujuan wisata nih.

    ReplyDelete
  5. Waktu kecil, saya rajin menabung di celengan tanah liat. Seneng aja begitu dipecahin isinya banyak meskipun isinya koin semua :D

    ReplyDelete
  6. Ini masih asli banget ya seolah ga terkena dampak teknologi. Hehehe.. Keren etnik

    ReplyDelete
  7. Udah lama gak kesini lagi. Tepat tahun kemarin disaat Ramadhan, aku bersama teman-teman buka puasa disini. Tempatnya asik, sembari menunggu waktu buka kami semua bisa menikmati pemandangan, apalagi kolam yang dibelakang, setelah buka puasa bisa lihat-lihat barang antrik, termasuk batik, piano dan peralatan gamelan.

    Lihat tulisan ini jadi kangen akan rumah budaya tembi. Semoga bisa kesana lagi..he

    ReplyDelete
  8. Aku pernah ke situ mas, asri banget dan menenangkan.... :)

    ReplyDelete
  9. Bagus banget museumnya dan banyak koleksi juga bang.. Jogja memang mantap

    ReplyDelete
  10. Wah congklak nya keren yah. :)

    ReplyDelete
  11. gimana tuh isinya majalah kejawen ia ??? wkwkkwkwk
    Butuh Kamus dah klo gtu

    ReplyDelete
  12. Wah keren banget ini, mampir aahh kapan-kapan. Kebetulan ipar saya rumahnya di Bantul.

    ReplyDelete
  13. Bagus banget kak, bisa liburan lebaran ke tempat untuk menjaga kelestarian adat setempat. Sedih juga liburan stay di rumah

    ReplyDelete
  14. Bener-bener artistik deh mas, saya sampai takjub melihat foto-fotonya. Silaturahmi di tempat ini penuh makna ya mas, sebagai ajang mempererat hubungan kekeluargaan sekaligus lebih mengenal peninggalan leluhur yang patut dilestarikan.

    ReplyDelete
  15. semuanya masih model klasik yah, keren banget nih museum. Kalau boleh tahu masu kemuseum ini berapa biaya masuknya mas?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk masuk ke museum, pengunjung tdk dipungut biaya mas.

      Delete
    2. Serius mas tidak di pungut biaya?

      Delete
    3. Duarius mas Dwi Yulianto... :)

      Delete
  16. Paling suka lihat bangunan khas Jawa ini.
    Kemaren lewat Tembi, sayang gak mampir karena terlalu fokus ke tujuan awal.
    Semoga kelak bisa menikmati daerah ini.

    ReplyDelete
  17. Koleksi museumnya barang antik ya, kalau ingat Tembi inget Kopdar Blogger Nusantara :D

    ReplyDelete
  18. Wah jadi makin kepengin jalan2 ke museum nih. BTW kalau hari minggu museum di Jogja apa tetao buka ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk museum Tembi Rumah Budaya buka pukul 08.00 – 16.00 WIB (Senin – Jumat) dan 08.00 – 14.00 WIB (Sabtu) (Sumber: www.tembi.org)

      Delete