adipraa.com - Pengulangan adalah kunci dalam membentuk kebiasaan dan rutinitas, terutama bagi anak-anak. Anak-anak belajar melalui proses repetisi yang konsisten, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Dengan pengulangan, anak dapat memahami apa yang diharapkan dari mereka dan merasa lebih nyaman dengan rutinitas yang terstruktur. Hal ini penting untuk mendukung kedisiplinan mereka dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari waktu tidur, belajar, hingga tanggung jawab sehari-hari.
Rutinitas yang dibangun dengan pengulangan membantu anak mengenali pola dalam kesehariannya. Contohnya, mengatur waktu makan, mandi, belajar, dan bermain secara konsisten memberikan anak pemahaman tentang prioritas dan pengelolaan waktu. Ketika rutinitas ini dilakukan berulang-ulang, anak menjadi terbiasa tanpa perlu diingatkan terus-menerus. Proses ini juga membangun rasa tanggung jawab sejak dini, karena anak memahami tugas-tugas mereka dan mulai melakukannya secara mandiri.
Selain itu, pengulangan menciptakan rasa aman dan stabilitas bagi anak. Anak-anak cenderung merasa nyaman ketika mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Misalnya, ketika orang tua secara rutin membaca cerita sebelum tidur, anak akan mengasosiasikan kegiatan tersebut dengan waktu istirahat. Dengan begitu, mereka lebih mudah beradaptasi dengan aturan, seperti waktu tidur yang tepat, yang mendukung pertumbuhan fisik dan emosional mereka.
Tidak hanya untuk anak-anak kecil, pengulangan juga relevan bagi anak usia sekolah. Misalnya, mengulang tugas-tugas harian seperti membereskan tempat tidur, mengerjakan PR, atau menyiapkan perlengkapan sekolah membantu mereka mengembangkan disiplin yang lebih baik. Orang tua dapat memberikan penguatan positif, seperti pujian atau hadiah kecil, untuk mendorong anak terus menjalankan rutinitas ini. Dengan cara ini, kedisiplinan tidak terasa seperti beban, tetapi menjadi bagian yang alami dalam keseharian anak.
Namun, membangun rutinitas melalui pengulangan membutuhkan konsistensi dari orang tua. Tidak jarang anak-anak awalnya menolak atau merasa bosan dengan rutinitas yang ada. Dalam situasi ini, orang tua perlu bersikap sabar dan tegas. Konsistensi adalah kunci untuk memastikan anak tetap menjalani rutinitas hingga menjadi kebiasaan yang melekat. Misalnya, jika orang tua menginginkan anak membersihkan mainan setelah bermain, maka aturan ini harus diterapkan setiap hari tanpa pengecualian.
Pengulangan juga bisa menjadi momen pembelajaran yang menyenangkan jika dikemas dengan cara kreatif. Contohnya, mengajarkan anak mencuci tangan dengan lagu yang sama setiap kali mereka selesai bermain. Aktivitas ini tidak hanya membantu membentuk kebiasaan positif, tetapi juga menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak. Dengan cara ini, rutinitas tidak terasa monoton, melainkan menjadi sesuatu yang dinikmati.
Secara keseluruhan, pengulangan berperan penting dalam membangun rutinitas yang mendukung kedisiplinan anak. Dengan struktur yang konsisten, anak belajar tentang tanggung jawab, manajemen waktu, dan kepatuhan terhadap aturan. Meskipun memerlukan usaha dan kesabaran, manfaat jangka panjangnya akan sangat terasa, baik untuk perkembangan karakter anak maupun hubungan mereka dengan orang tua. Rutinitas yang terbangun dengan baik akan menjadi fondasi yang kuat bagi masa depan anak yang disiplin dan mandiri.
Sebagai seorang orang tua, aku setuju banget kak kalau disiplin itu butuh pengulangan dan konsistensi!
ReplyDeleteTulisannya insightful banget, terutama buat para orang tua seperti saya.Informasi dari tulisan ini juga nyambung sama beberapa tulisan di Blog Edukasi PAUD milik saya. Jadi makin semangat nuat banyak belajar menjadi orang tua. Makasih banyak kak udah sharing informasi yang sangat bermanfaat!
Selain pengulangan, aku baca di buku apa ya lupa, kalau anak bakal contoh kelakukan orang tuanya, kalau orang tua suka membaca buku anaknya pasti suka baca juga
ReplyDeletePengulangan juga bgus buat anak atau orang yg sering kali lupa sama apa yang dilakukan kemaren". Perlu diulang kembali dan bagus untuk mengingat kembali....
ReplyDeleteNewsartstory
Nah, konsisten ini yg kadang kita sbg orang dewasa malah gabisa pegang. Hmmm
ReplyDeleteBener banget nih, saya pernah ikut workdhop parenting. Ternyata memang menanamkan disiplin tidak sekali saja, tapi harus berulang sehingga menjadi kebiasaan.
ReplyDeleteMenarik banget pembahasannya. Aku setuju kalau pengulangan itu kunci membangun kebiasaan positif untuk anak. Namun sekaligus jadi tantangan buat ortu dalam hal konsistensi. Tapi hasilnya worth it ya kak, krn bisa bikin anak lebih terstruktur dan mandiri, jadi termotivasi buat lebih sabar dan kreatif.
ReplyDeleteSetuju kak, pengulangan bisa membentuk disiplin. Saat kita terbiasa melakukan sesuatu pasti akan merasa risih jika belum melakukannya. Kalau sudah begitu, kebiasaan baik bisa berjalan autopilot. Sebaliknya, kalau terbiasa melakukan hal yang kurang baik, biasanya akan kesulitan saat memulai habit baik.
ReplyDeleteMetode pengulangan ini sama seperti yang dibahas James Clear dalam buku Atomic Habits. Emang applicable buat anak juga kita yang dewasa.
ReplyDeletePas banget ini kata kuncinya dengan yang saya pahami dan lakukan. Orang tua gak boleh bosen apalagi cape ya untuk terus mengulang tentang hal-hal yang boleh, tidak boleh, dilakukan oleh anak, bahkan sejak anak masih sangat kecil misalnya usia 1 atau 2 tahun. Karena dari sini kebiasaan itu terbentuk. Mengajar sopan santun menjadi efektif sehingga lebih mudah membentuk karakter anak.
ReplyDeleteSetuju kalau pengulangan bisa jadi salah satu cara membangun kebiasaan baik bagi anak-anak. Tinggal bagaimana caranya agar ortu bisa menjaga konsistensi dan komitmennya. Karena justru di sini tantangannya.
ReplyDeleteKalau diulang-ulang membuat anak jadi mudah untuk mengingat setiap tahapannya ya. Apalagi jika dilakukan bersama keluarganya, jadinya bakal lebih mudah untuknya. Cuma memnag tantangannya adalah bagaimana agar rutin menerapkannya
ReplyDeletememang untuk membentuk kebiasaan baik itu orang tua harus disiplin ya kak dengan rutinitas yang diajarkan
ReplyDeleteKadang orang tua capek loh melakukan pengulangan. Bawaannya ya emosi terus wkwk.. jadi gimana biar gak emosian menghadapi anak2?
ReplyDeleteSetuju
ReplyDeleteMenanamkan disiplin ke anak nggak bisa instan
Harus sabar
Melalui pengulangan secara konsisten ya
setuju banget, jangan anak-anak, orang dewasa yang sedang membangun habit baru atau mempertahankan habit lama, konsistensi itu perlu dilakukan dengan cara pengulangan atau repetition dengan tekad bulat, meski kadang melehoy harus ingat tujuan awal
ReplyDeleteBelajar disiplin ini juga harus konsisten yaa..
ReplyDeleteDan gak ada yang sebentar dalam penerapannya, kudu repetisi dan tetap teguh pendirian sebagai orangtua yang menginginkan sebuah keteraturan dalam karakter anak.
Bener banget... disiplin akan efektif karena kebiasaan alias aktifitas berulang.. kalo ga konsisten yaa susah ya
ReplyDeleteHal yang diulang ulang dan harus kosisten dilaksanakan sih dan Alhamdulillah ada di ibuku. Selalu tertib aturan. Sekarang aku ingin menerapkan aturan versi aku di keluarga kecilku nanti bismilllah
ReplyDelete