Saturday, 24 May 2025

Nostalgia dengan Sepeda Onthel Tua yang Lama Disimpan di Gudang

adipraa.com - Ada perasaan campur aduk saat akhirnya membuka pintu gudang dan menarik keluar sepeda onthel kesayangan yang sudah lama tak disentuh. Sepeda itu dulu setia menemani dikala weekend, sekadar diajak keliling sore sambil menikmati udara segar. Kini, setelah bertahun-tahun terdiam dalam gelap dan lembapnya gudang, kondisinya benar-benar berubah. 
Kodisi sepeda onthel saat keluar dari gudang
Kondisi sepeda onthel saat keluar dari gudang

Rangka sepeda tertutup debu tebal, dan yang paling mencolok adalah karat yang mulai menguasai berbagai bagian logamnya. Lampu depan yang dulunya terang kini tampak kusam, bahkan pegangan rem atau handle rem yang biasa terasa mantap digenggam, kini memerah karat dan terlihat rapuh.
Karat dimana-mana
Karat dimana-mana

Tak hanya di bagian utama seperti lampu dan rem, karat juga menjalar hingga ke logo pabrikannya yang dulu menjadi kebanggaan. Logo tersebut, entah terbuat dari kuningan atau logam berlapis, kini warnanya pudar, permukaannya kasar. Lebih memprihatinkan lagi, kunci pengaman sepeda yang dulunya menjadi pelindung andalan kini malah terkunci karat. Tidak bisa dibuka, tak bisa dilepas, dan menyatu erat dengan rangka sepeda seolah menjadi bagian dari cerita panjang tentang waktu yang berjalan terlalu lama. 
Kulit sadel menjadi kaku
Kulit sadel menjadi kaku

Di bagian atas, dudukan sadel yang dulu empuk dan nyaman kini terlihat kaku dan keras. Permukaan kulitnya mulai retak halus, dan jika disentuh, terasa kering serta keras seperti papan. Sadel itu jelas tidak bisa langsung digunakan begitu saja. Perlu perawatan khusus, bahkan mungkin penggantian kulit agar tetap nyaman diduduki.

Meski begitu, ada satu hal yang sedikit menghibur: sistem pengereman sepeda ternyata masih berfungsi. Rem tangan, meski tuasnya terasa agak berat karena lama tidak digerakkan, masih mampu mencengkeram pelek roda dengan baik. Bahkan sistem rem torpedo—rem pedal belakang yang khas dari sepeda onthel—masih menunjukkan tanda-tanda hidup. Saat pedal dikayuh mundur perlahan, terdengar bunyi khas dan terasa adanya daya cengkeram. Ini membuktikan bahwa meski luarnya sudah dimakan usia, mekanisme internalnya masih menyimpan kekuatan.

Melihat semua ini, bukan hanya rasa sayang yang muncul, tetapi juga rasa tanggung jawab untuk merawat dan menghidupkan kembali sepeda onthel ini. Ia bukan sekadar kendaraan lama—ia adalah saksi perjalanan, lambang kesederhanaan yang mulai jarang ditemui.

Walau dibutuhkan waktu, tenaga, dan ketelatenan untuk mengembalikannya ke kondisi layak pakai, proses itu justru menjadi bagian paling berharga. Karena merawat sepeda tua bukan soal memperbaiki logam atau mengganti sadel, tapi soal menjaga hubungan dengan masa lalu yang tak tergantikan.
Latest
Next Post
Related Posts

2 comments:

  1. era tahun 90 an, sempat mengalami kejayaan. harganya bisa puluhan jutaan

    ReplyDelete
  2. ayo bangkitkan kembali si onthel mas dan ajak mengaspal lagi ke jalanan :D

    ReplyDelete