Wednesday 15 July 2020

Cara Menghitung PPN Pada Sebuah Bisnis

adipraa.com - PPN (Pajak Pertambahan Nilai) adalah bagian dari administratif yang harus diurus oleh banyak pebisnis. Jenis pajak ini oleh bisnis barang atau jasa penjualan karena merupakan pajak konsumsi. PPN dibayar oleh pelanggan akhir, bukan perusahaan yang menjual barang. PPN bisa dikatakan rumit, dan memakan waktu, dan Anda bisa dikenai biaya besar jika Anda salah melakukan perhitungan. 
Cara Menghitung PPN Pada Sebuah Bisnis | adipraa.com
Cara Menghitung PPN Pada Sebuah Bisnis

Apakah suatu bisnis harus mendaftar secara resmi untuk PPN atau tidak tergantung pada omset tahunannya dan jenis barang yang dijualnya. Ada beberapa tingkat PPN berbeda yang berlaku untuk berbagai jenis produk, dalam keadaan yang berbeda. Meskipun ada beberapa pengecualian, PPN berlaku untuk hampir setiap transaksi tunggal untuk sejumlah besar bisnis. Di bawah ini adalah panduan bagi Anda untuk menghitung PPN. 

Cara Menghitung PPN 

Pajak Pertambahan Nilai, adalah pajak bisnis yang dikenakan oleh pemerintah atas penjualan barang dan jasa. PPN adalah pajak konsumsi, yang dikumpulkan saat Anda memberikan nilai pada suatu produk. 

Dengan kata lain, PPN adalah pajak yang dibebankan pada produk / layanan yang dibeli orang dan bisnis. PPN adalah pajak tidak langsung, yang menunjukkan bahwa bisnis memungutnya atas nama pemerintah: perusahaan menambahkan biaya PPN atas barang dan jasa mereka, kemudian membayar PPN. 

PPN dibebankan pada sebagian besar barang dan jasa, seperti: 
  1. Penjualan bisnis 
  2. Meminjamkan barang 
  3. Menjual aset bisnis 
  4. Komisi 
  5. Barang bisnis yang digunakan karena alasan pribadi 
  6. ‘Non-penjualan’, seperti hadiah dan pertukaran sebagian. 

Semua item yang berlaku PPN ini dikenal sebagai 'persediaan kena pajak'. PPN dapat muncul di atas harga untuk penjualan bisnis-ke-bisnis, dengan banyak harga menunjukkan 'ex PPN'. Untuk penjualan langsung ke konsumen, harga sudah termasuk PPN.

Cara menghitung PPN, adalah Anda harus menggunakan rumus tarif PPN x Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau 10% x DPP. Contoh : 

PT. Masbos menjual sepatu pada CV Abadi dengan harga Rp 30.000.000. Maka, PPN yang perlu disetorkan adalah 10% x Rp 30.000.000 = Rp 3.000.000 

Persyaratan faktur PPN 

Faktur PPN lengkap digunakan untuk sebagian besar transaksi. Faktur PPN lengkap harus menunjukkan: 
  1. Nama pemasok, alamat dan nomor registrasi PPN 
  2. Nama dan alamat orang yang menerima barang yang dipasok 
  3. NPWP 
  4. Tanggal penerbitan 
  5. Tanggal pasokan barang atau jasa (dalam beberapa kasus sama dengan tanggal penerbitan) 
  6. Deskripsi barang atau jasa yang disediakan, termasuk jumlah masing-masing barang 
  7. Harga per item, tidak termasuk PPN 
  8. Tarif PPN yang dibebankan per item 9. Tingkat diskon per item 10. Jumlah total tidak termasuk PPN 11. Jumlah total PPN. 

Sudah paham mengenai Pajak Pertambahan Nilai bukan? Jika Anda masih bingung menghitung PPN pada bisnis Anda, unduh saja aplikasi keuangan bernama Buku Kas. Dengan aplikasi keuangan ini, maka segala pembukuan keuangan Anda akan jauh lebih mudah dan aman.
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: