Monday 9 April 2018

Pelatihan Batik Tulis #2: Mencelup Warna Batik Dengan Napthol

adipraa.com - Setelah seminggu yang lalu belajar menggambar motif batik dan mengisi malam dengan menggunakan canting, Pelatihan Batik Tulis kembali dilaksanakan. Kelompok Ibu-ibu PKK RT. 08 pun siap menerima pelatihan tahap selanjutnya.
Kain motif batik sebelum proses pencelupan warna | adipraa.com
Kain motif batik sebelum proses pencelupan warna

Sesuai jadwal, tanggal 8 April 2018, para peserta Pelatihan Batik Tulis yang terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok duduk di dalam Balai RT. 08 Minomartani. Mereka fokus dengan penjelasan yang disampaikan oleh instruktur. Ya, dalam pelatihan kali ini akan diajarkan teknik mencelup warna batik dengan napthol.
Pengetahuan Bahan Pewarnaan Batik | adipraa.com
Pengetahuan Bahan Pewarnaan Batik

Sebelum praktik, peserta diberikan pengetahuan singkat mengenai bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pencelupan warna batik. Bahan-bahan tersebut antara lain yaitu larutan TRO (Turkish Red Oil), larutan Zat Warna Napthol dan larutan pembangkit warna (Garam-Diazo). Informasi yang didapat, beberapa larutan untuk proses pencelupan warna batik ini dapat dicari di Toko Prawoto, tepatnya di depan pasar Ngasem Yogyakarta. Selain penjelasan singkat tentang bahan pewarnaan batik, diterangkan pula langkah-langkah dalam mencelup warna batik.
Baca cerita reportase sebelumnya disini: Ibu-Ibu PKK RT. 08 Antusias Belajar Batik Tulis
Praktik pun dimulai, para peserta pelatihan batik tulis terbagi menjadi tiga kelompok warna, yakni kuning, biru dan orange.
Ibu-ibu PKK RT. 08 mencelup warna batik dengan napthol | adipraa.com
Ibu-ibu PKK RT. 08 mencelup warna batik dengan napthol

Proses mencampurkan larutan dilakukan bersama-sama dengan bimbingan instruktur. Tiga ember berisi air larutan untuk proses pencelupan warna batik pun telah siap. Para peserta satu persatu mencoba mencelupkan kain batiknya.

"Wah, warnane cantik!" celetuk Ibu-ibu PKK RT. 08 saat melihat kain batik miliknya berubah warna ketika dicelupkan.
Ibu-Ibu PKK RT. 08 Minomartani asik mencelup warna batik dengan napthol | adipraa.com
Ibu-Ibu PKK RT. 08 Minomartani asik mencelup warna batik dengan napthol

Secara garis besar alur mencelup warna batik ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Merendam kain di dalam larutan TRO dan kemudian diangin-angin;
  2. Merendam kain di dalam zat warna naphtol/ mencelup; 
  3. Mengatuskan/ menggantung kain yang sudah dicelupkan;
  4. Membangkitkan warna dengan larutan pembangkit warna (garam-diazo); 
  5. Mencuci/ membilas kain yang sudah dicelup dan kemudian diangin-angin.

Selama perendaman kain dalam larutan Naphtol, agar hasil pewarnaannya masuk secara merata ke seluruh bagian kain maka sebaiknya digerakkan dengan meraba-raba kain dengan tangan, kain ditarik ulur. Hindari dikucek atau diperes karena akan merusak lilin/ malam yang menempel pada kain. Proses pencelupan ini dilakukan berulang minimal 3 (tiga) kali.
Hasil Mencelup Warna Batik Dengan Napthol | adipraa.com
Hasil Mencelup Warna Batik Dengan Napthol

Sementara kain-kain batik yang telah dilakukan proses mencelup warna batik dengan napthol diangin-angin supaya kering, para peserta kembali ke dalam ruangan. Sembari menikmati hidangan snack, Ibu-ibu PKK RT. 08 Minomartani kembali mendapatkan pengarahan untuk proses mencelup kedua yang rencananya akan dilaksanakan pada pertemuan yang akan datang. See ya!
Previous Post
Next Post
Related Posts

26 comments:

  1. Wah. Seru! Warna dan motifnya cantik2. Andai deket, aku mau ikut belajar sama ibu2 PKK ini

    ReplyDelete
  2. Oo jadi itu kainnya sudah diberi motif batik ya. Dan ini proses pewarnaan kain yg dasarnya.
    Acaranya positif sekali, biar ibu2 selalu produktif :)

    ReplyDelete
  3. Yang membedakan hasil warnanya jadi biru, oranye, dan kuning itu larutan naftolnya atau garam diazonya, Mas? Saya penasaran, hehe. Cantik ya warnanya, warna-warna yang berani, menjadikan batik karya ibu-ibu itu kaya. Mudah-mudahan pengetahuan yang didapat ini bermanfaat buat para ibu di sana. Semoga juga suatu hari nanti saya bisa menyaksikannya langsung, haha!

    ReplyDelete
  4. Keahlian seperti ini yang seakan hilang di tengah gempuran modernisme. Salut hari ini masih ada yang mendenyutkannya :))

    ReplyDelete
  5. Meski perkembangan zaman semakin maju, hal seperti ini memang harus tetap dilestarikan biar gak usang digilas zaman

    ReplyDelete
  6. untuk melestarikannya, harus ada regenerasi

    ReplyDelete
  7. Napthol. Saya jadi ingat dulu jaman kuliah. Bila celana sudah kusam, maka dinaptholkan agar jadi seperti baru lagi, hehe...

    ReplyDelete
  8. hi kak untuk pelatihan batik ini, apakah berbayar?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pelatihan untuk Ibu-Ibu PKK Rt. 08 ini gratis mbak, bekerja sama dengan Tim Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

      Delete
  9. Jadi begini ya proses pewarnaan batik itu. Seru banget ya pastinya mbak, bisa belajar membatik dan budaya Indonesia secara langsung.

    ReplyDelete
  10. Untuk menampilkan warnanya berarti dilakukan pencelupan selama tiga kali, banyak juga proses yang berulang-ulang ini berarti

    ReplyDelete
  11. Gambar pertama itu setelah kain dengan lukisan malam ya. Ternyata angin dibutuhkan ya untuk mengeringkan dan munculnya motif motif batik

    ReplyDelete
  12. Harusnya kegiatan membatik ini juga dilaksanakan di luar Jawa atau di tempat yang masih awam sama batik. Jadi bisa sebagai pembelajaran yang sebenarnya ya. Sayangnya warga yang domisili di sentra batik saja masih banyak yg tidak bisa membatik.

    Bagi sebagian orang membatik itu katanya lama, membosankan. Padahal orang barat justru banyak yang tertarik dengan batik dan mempelajarinya...

    ReplyDelete
  13. Panjang juga proses pengerjaannya,ya.
    Kegiatan membatik seperti ini wajib terus digalakkan agar ngga tergerus kebudayaan modern.

    Kalo diperhatikan, kenapa ya kegiatan mengolah batik nyaris semua dikerjakan wanita, minim peminat pria ?.

    ReplyDelete
  14. Aku suka warna-warnnya, baguus. Wajar sih prosesnya panjang. Dengan adanya pemberdayaan ibu2 untuk membatik gini bisa nambah uang belanjaan

    ReplyDelete
  15. Coba di daerah rumah saya ada pelatihan nge-batik juga. Pasti seru dan menambah wawasan. Apalagi ngeliat di foto-fotonya itu, wuiihh, semoga bermanfaat yah usai belajar membatik.

    ReplyDelete
  16. seru juga ya kayaknya ikutan pelatihan batik tulis hehe

    ReplyDelete
  17. Wah keren ya bisa memberikan pelatihan seperti ini, gratis pula.. semoga bisa jadi inspirasi dan banyak yang mengikuti :)

    ReplyDelete
  18. Wah seru banget kegiatannya. Kegiatan membatiknya hanya untuk ibu2 aja mas, anak mudanya ada?

    ReplyDelete
  19. dulu celup mencelup kain seperti ini pernah dilakukan sewaktu sd, tapi makin kesini sudah makin berkurang :(( semoga kesadaran masyarakat utk membatik tidak pudar ya, karena sayang yang seperti ini tidak terlalu banyak di negeri sendiri dan malah berkembang di luar negeri :(

    ReplyDelete
  20. Pemberdayaan perempuan sekarang memang jadi hal penting agar itu juga bisa berkarya.semoga dengan pelatihan membatik, nantinya bisa menjadi UKM dan membangun ekonomi

    ReplyDelete
  21. Pemberdayaan perempuan sekarang memang jadi hal penting agar itu juga bisa berkarya.semoga dengan pelatihan membatik, nantinya bisa menjadi UKM dan membangun ekonomi

    ReplyDelete
  22. Gak heran kalau batik tulis harganya mahal. Prosesnya aja panjang banget sampai jadi selembar kain yang cantik

    ReplyDelete
  23. Suka dengan batik tapi lom pernah praktek cara bikinnya. Tempo hari jalan-jalan ke Gedangsari tapi hanya lihat-lihat proses batiknya...tapi batik memang unik. Pantas jadi warisan dunia...

    ReplyDelete
  24. Pasti senang ketika ibu pkk mendapatkan pelatihan membatik, jika dimanfaatkan bisa menjadi sumber penghasilan

    ReplyDelete
  25. Dari dulu selalu penasaran dengan cara pembuatan batik ini 😊. Jadi ini yg sudah ada motifnya, tapi mau diubah warna dasarnya ya mas? Kalo Deket, aku udh ikutan pelatihannya 👍

    ReplyDelete